Home About Archive Exit Top
KULIAH : LAPORAN MENGHITUNG ERITROSIT DAN LEUKOSIT
Senin, 06 Desember 2010 // 23.49
TUJUAN :
Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada mencit ( Mus musculus L)

LANDASAN TEORI :
DARAH
Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973). Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986). Eritrosit mempunyai peran sebagai media transport. Sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh sehingga memiliki sifat menembus jaringan tanpa merusak jaringan tersebut (Pearce, 1989). Transport oksigen dalam darah tergantung pada komponen besi dalam pigmen respirasi biasanya haemoglobin. Haemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang mengikat oksigen. Darah terdiri atas sel-sel dan fragmen-fragmen sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat cair yang disebut plasma darah. Sel-sel dari fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur jadi. Sel ini berukuran cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri dari 99 % air dan 8-9 % protein (Kimball, 1988). Darah sangat penting bagi organisme, jika kekurangan atau kelebihan sel darah mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989).
ERITROSIT
Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyai eritrosit berbentuk lonjong dan berinti kecuali mamalia (Guyton, 1976). Eritrosit berbentuk elips, pipih dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen pernafasan yang berwarna kuning hingga merah, yang disebut haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen (Frandson, 1992). Eritrosit normal 5 juta-6 juta sel/cc. Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit diperbanyak apabila terjadi perubahan dan atau pada waktu berada di daerah tinggi dengan tujuan menormalkan pengangkutan O2 ke jaringan (Sugiri, 1988). Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress (Schmidt dan Nelson, 1990). Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Dallman dan Brown (1992) menyatakan bahwa, hewan yang memiliki sel darah kecil, jumlahnya banyak. Sebaliknya yang ukurannya lebih besar akan mempunyai jumlah yang lebih sedikit. Jumlah sel darah merah yang banyak, juga menunjukkan besarnya aktivitas hewan tersebut. Hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam jumlah yang banyak pula, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak oksigen, dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen dalam darah.
Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Dallman dan Brown (1987) menyatakan bahwa, hewan yang memiliki sel darah kecil, jumlahnya banyak. Sebaliknya yang ukurannya lebih besar akan mempunyai jumlah yang lebih sedikit. Jumlah sel darah merah yang banyak, juga menunjukkan besarnya aktivitas hewan tersebut. Hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam jumlah yang banyak pula, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak oksigen, dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen dalam darah.
LEUKOSIT
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya (Pearce, 1989). Kimball (1988) menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi.
Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah leukosit yang banyak, karena leukosit berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu tergantung pada spesies dan kondisi pakannya, selain itu juga bahan organik yang terkandung seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, dan lainnya. Umur, kondisi lingkungan dan musim juga sangat mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit (Pearce, 1989). Menurut Ramesh (2008), turunnya jumlah protein mungkin dapat dijadikan media tambahan untuk menghentikan senyawa agar meningkatkan pemenuhan senyawa energi oleh ikan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang tidak terlindungi dari racun.
Metode pengukuran eritrosit, leukosit, dan kadar Hb. Cara menghitung eritrosit, dan leukosit sama kecuali larutan yang digunakan. Untuk pengukuran eritrosit digunakan larutan Hayem, untuk pengenceran eritrosit. Sedangkan untuk mengencerkan leukosit dengan menggunakan larutan Turk. Sebelum darah digunakan untuk percobaan, darah ditambah dengan larutan EDTA agar darah tidak mudah menggumpal. Pengukuran kadar Hb digunakan pengencer HCl atau akuades, besarnya kadar Hb dapat diukur dengan membandingkan larutan darah yang digunakan dengan larutan yang ada pada Haemometer.
Darah bagi organisme sangat penting, apabila terjadi kekurangan atau kelebihan sel darah maka mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearse, 1989). Fungsi dari sel-sel darah menurut Yuwono (2001) antara lain :
1. Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan, ke dan dari organ-organ penyimpan (misalnya asam laktat dari otot ke hati), memungkinkan spesialisasi metabolik.
2. Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori, dari organ tempat sintesis (misalnya urea dalam hati) ke ginjal.
3. Pengangkutan gas (oksigen dan karbondioksida) antara organ respiratori dan jaringan; penyimpanan oksigen.
4. Pengangkutan hormon (misalnya adrenalin [respon cepat], hormon pertumbuhan [respon lambat]).
5. Pengangkutan sel fungsi nonrespiratori (contohnya leukosit vertebrata); darah serangga tidak memiliki fungsi respiratori, tetapi membawa sejumlah tipe sel-sel darah.
6. Pengangkutan panas dari organ-organ yang dibagian dalam ke permukaan untuk menghilangkan panas tersebut (esensil bagi hewan besar yang kecepatan metaboliknya tinggi).
7. Transmisi gaya tekanan (contohnya untuk lokomosi pada cacing tanah; untuk memecah cangkang pada waktu ganti kulit pada Crustaceae; untuk pergerakan organ seperti penis; sifon pada Bivalvia; penjuluran kaki pada laba-laba; untuk ultrafiltrasi dalam kapiler ginjal).
8. Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit dilakukan oleh leukosit.
9. Koagulasi, karakteristik inherent pada berbagai darah dan cairan hemolymph; berfungsi untuk proteksi terhadap kehilangan darah.
10. Pemeliharaan milieu interiur sesuai untuk sel-sel dalam kaitannya dengan pH, ion-ion, nutrien.
D. HEMASITOMETER



Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.

ALAT DAN BAHAN:
Alat :
Hemositometer
Mikroskop
Counter
Jarum franke

Bahan :
Darah mencit (Mus musculus L)
Alkohol 70%
Larutan Hayem
Larutan Turk

PROSEDUR KERJA :
Usaplah bagian yang akan diambil darahnya (yaitu bagian ekor) dengan kapas beralkohol
Setelah darah keluar tempelkan ujung pipet eritrosit (dengan tanda merah di dalamnya )isaplah darah sampai batas 101, ikatkan pipa karet pada pipetnya dan kocok perlahan-lahan dengan membentuk goyangan angka delapan.
Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung di bawah mikroskop
Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan kotak-kotak kecil ditengah. Eritrosit dihitung dalam 80 kotak kecil
Jumlah eritrosit/cc = hasil yang diperoleh dikalikan dengan 〖10〗^6 atau 1.000.000
Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda butiran putih pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5
Kemudian encerkan dengan larutan turk sampai angka 11. Ikatkan pipa plastik pada pipetnya agar darah tidak keluar dan kocok perlahan-lahan dengan putaran membentuk angka delapan sampai homogen
Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada pada kiri/kanan atas dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4 x 16 kotak = 64 kotak
Jumlah leukosit /cc = jumlah leukosit dalam 64 kotak x 50

HASIL PENGAMATAN :
ERITROSIT

Jumlah sel yang diperoleh : 64 + 59 + 49 + 50 + 51 = 273
Jumlah eritrosit : 273 x 10000 = 2730000/cc


LEUKOSIT :
Hasil yang diperoleh : 224
Jumlah sel darah putih : 224x 50 = 11200/cc





PEMBAHASAN :
Perhitungan eritrosit :
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuadrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit per µl darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10000.
Dari perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dari mencit adalah 2730000/cc. Hasil yang diperoleh lebih kecil dari pada data literatur, yaitu pada keadaan normal jumlah eritrosit pada mamalia sekitar 5 juta-6 juta sel/cc. hal ini bisa diakibatkan oleh bebrapa faktor seperti Jumlah pengenceran tidak merata atau kesalahan praktikan itu sendiri.
Perhitungan leukosit :
Pengenceran yang terjadi dengan pipet adalah 20X. jumlah sel yang dihitung dalam keempat bidang dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalan 0.1μL. Angka tersebut dikalikan dengan 10 (untuk tinggi) dan 20(untuk pengenceran) untuk mendapatklan jumlah leukosit dalam I μL darah. Singkat : jumlah sel yang dihitung dikali 50 = jumlah leukosit per μL darah.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa jumlah eritrosit setelah dihitung adalah 11200/cc. Hal ini berbeda dengan literatur yang menyatakan bahwa jumlah normal leukosit pada mamalia adalah rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan ini yaitu kesalahan praktikan, pengenceran yang tidak merata.
Pada praktikum digunakan larutan hayem dan turk. Larutan hayem tersebut berfungsi sebagai pengencer dari eritrosit dan larutan turk sebagai pengencer leukosit dan memberi warna pada inti dari granula leukosit dimana larutan ini memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak memecah leukosit maupun eritrosit berinti.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulakan bahwa:
Jumlah eritrosit pada mencit adalah 2730000/cc, jumlah leukosit adalah 11200/cc.
sel darah merah mencit berinti dan bikonkav, sel darah putih mencit berinti dan bersifat motil.
Terjadi perbedaan hasil antara hasil pengamatan terhadap jumlah sel darah pada literatur. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesalahan praktikan ataupun tidak meratanya proses pengenceran itu sendiri.
Pada praktikum digunakan larutan hayem dan turk. Larutan hayem tersebut berfungsi sebagai pengencer dari eritrosit dan larutan turk sebagai pengencer leukosit dan memberi warna pada inti dari granula leukosit dimana larutan ini memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak memecah leukosit maupun eritrosit berinti.

DAFTAR PUSTAKA
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/darah/

Label:


-------------