Home About Archive Exit Top
KULIAH : DESIGN PEMBELAJARAN
Sabtu, 02 April 2011 // 01.42

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.


PENDEKATAN PEMBELAJARAN 
pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
  1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
  2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
  4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
  1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
  2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
  3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
 
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.





Label:


-------------


KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN
// 01.35

Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Pembelajaran strategi lebih menekankan pada kognitif, sehingga pembelajaran ini dapat disebut dengan strategi kognitif. Strategi belajar dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

a. Strategi Mengulang (Rehearsal)
Strategi mengulang terdiri dari strategi mengulang sederhana (rote rehearsal) dengan cara mengulang-ulang dan strategi mengulang kompleks dengan cara menggaris bawahi ide-ide utama (under lining) dan membuat catatan pinggir (marginal note).

b. Strategi Elaborasi
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberi kepastian. Strategi ini dapat dibedakan menjadi : 

  1. Notetaking (pembuatan catatan); pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi secara ringkas dan padat untuk menghafal atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar kompleks, bahan ajar konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif daripada hanya sekedar menyalin apa yang dibaca
  2. Analogi yaitu perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti sistem kerja otak dengan komputer
  3. Metode PQ4R adalah preview,question, read, reflect, recite dan review. Prosedur PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada strategi-strategi yang efektif.
c. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan materi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-organisasian baru pada materi-materi tersebut. Strategi organisasi mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Strategi ini meliputi : 

  1. Pembuatan Kerangka (Outlining); dalam pembuatan kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama
  2. Pemetaan ( mapping) biasa disebut pemetaan konsep di dalam pembuatannya dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain
  3. Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja dalam pola yang dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah dicocokkan dengan pola skema di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu : a). Chunking (pemotongan) b). Akronim (singkatan), c). Kata berkait (Link-work) : suatu mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing.
d. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan benar. Metakognitif mempunyai dua komponen yaitu :

  1. pengetahuan tentang kognitif yang terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu
  2. mekanisme pengendalian diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif.

















Label:


-------------


KULIAH : METODE PEMBELAJARAN
// 01.30

Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Pembelajaran juga merupakan proses pengembangan sikap dan kepribadian siswa melalui berbagai tahap dan pengalaman. Proses pembelajaran ini berlangsung melalui berbagai metode dan multi-media sebagai cara dan alat menjelaskan, menganalisis, menyimpulkan, mengembangkan, menilai dan menguasai (memakai: mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan).

A. Alasan Penentuan Metode
Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan-pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus). Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara psiko-pedagogis mengutamakan oto-aktivitas siswa (kemandirian, KBS) sebagai bekal pendewasaan diri mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan akrab) guru siswa, ialah suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuanbelajar, ialah melalui cara atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
1) metode ini seseuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar
3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas
4) metode dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5) metode yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.

B. Uraian Metode
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.

b. Alasan penggunaan:
1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelitbelit)
3) untuk merangsang siswa belajar aktif
4) untuk memberikan feed back (balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar

c. Tujuan
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran

d. Manfaat
Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah dan ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahankelemahan
tersebut antara lain:
1) siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa
2) mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
3) melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
4) guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan

e. Langkah-langkah penggunaan.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan diskusi sebagai variasi:
1) Persiapan
a) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c) merumuskan materi ceramah secara garis besar
d) bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa penggalan
e) disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
b) menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai
dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas.
c) membagikan materi ceramah kepada siswa
d) menyajikan materi ceramah
e) Tanya jawab
f) Guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan untuk diskusi
g) Pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh orang
h) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktu yang sudah ditetapkan
i) Membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
j) Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
k) Mengatur jalannya penglasan oleh kelompokkelompok yang lain
l) Diskusi kelas berakhir

2. Metode Tanya jawab
a. Pengertian
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk emnyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.

b. Alasan Penggunaan
1) untuk meninjau pelajaran yang lain
2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan
pelajaran berikut
3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

c. Tujuan
Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan
memecahkan suatu masalah).
3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
4) Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya.
5) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.

d. Manfaat penggunaan metode tanya jawab
1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2) pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa
5) jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
6) pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
7) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
8) pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat
9) pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang
10)siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang  dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
11)siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain
12)pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira
13)siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar
14)dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya.

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

2) Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) mengkomunikasikan penggunaan metode Tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa
g) pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
h) guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i) pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja. Beberapa cara mengajukan pertanyaan:
1. gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup
2. gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat
3. dengarkan baik-baik jawaban anak-anak
4. sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaanpertanyaan anak dan mengarahkannya kembali
5. jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
6. mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid
7. akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya
8. angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban
9. berikan setiap orang kesempatan untuk menjawab pada waktu tertentu
10.waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang "tolol" dan usahakan untuk meredamnya
11.gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti
12.jagalah agar pertanyaan itu singkat (Sumber: E.C Wragg, ketrampilan mengajar di Sekolah Dasar, diterjemahkan/disadur oleh: Anwar Jasin, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 1997)

3. Metode Diskusi
a. Pengertian.
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama

b. Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah

c. Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu

d. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial
4) membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan topik yang akan didiskusikan
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d) menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi

2) Pelaksanaan
a) membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)
b) menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
d) memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
e) mencatat ide dan saran-saran yang penting
f) kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar kelompok
g) hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan dikusi dalam bentuk tertulis

4. Metode Observasi
a. Pengertian
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atu tes kontrol)
b) Strukctures or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih dahulu) Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.

b. Alasan penggunaan metode observasi
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena:
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.

c. Tujuan
Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa

d. Manfaat
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkungannya atau obyek yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa

e. Langkah-langkah penggunaan
Penggunaan metode observasi secara umum meliputi:
1) tahap persiapan atau perencanaan
a) menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) menetapkan obyek yang akan diobservasi
c) menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan observasi
d) membuat instrumen untuk mengadakan observasi

2) tahap pelaksanaan
a) siswa secara langsung menuju obyek yang diobservasi
b) siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi
c) siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi
d) mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e) menyusun laporan sebagai hasil observasi

5. Metode Peragaan
a. Pengertian:
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya

b. Alasan penggunaan:
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan

c. Tujuan:
Penggunaan metode peragaan dengan tujuan:
1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu
2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu

d. Manfaat:
1) siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif)
3) siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep mengenai sesuatu

e. Langkah Penggunaan:
1) Persiapan:
a) guru menyiapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) guru menyiapkan alat yang akan diperagakan
c) guru menyiapkan/merancang pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar

2. Pelaksanaan:
a) guru mengemukakan secara singkat materi pelajaran
b) guru menjelaskan proses dan langkah-langkah penggunaan metode ini
c) guru menjelaskan perilaku tertentu yang akan diragakan
d) siswa melakukan kegiatan peragaan
e) guru bersama siswa mengevaluasi pelaksanaan kegiatan peragaan
f) pengambilan kesimpulan
Catatan:
Bilamana peragaan mengenai cara kerja sesuatu alat, maka perlu disiapkan alat yang dimaksud.

6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a. pengertian :
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional

b. Alasan penggunaan
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.

c. Tujuan:
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama
3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.

d. Manfaat:
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis
3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa

e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Persiapan
a) Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik ini dapat ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus tumbuh dan sesuai dengan taraf kemampuan serta kecerdasan siswa
b) Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c) Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d) Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah yang terbaik

2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menjelaskan pemecahan masalah
c) Merumuskan permasalahan
d) Menelaah permasalahan
e) Membuat dan merumuskan hipotesa
f) Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
g) Pembuktian hipotesis
h) Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan

7. Metode Karyawisata
a. Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.
Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.

b. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya:
a) terlalu besar/berat
b) berbahaya
c) akan berubah bila berpindah tempat
d) obyek terdapat di tempat tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar

c. Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa

d. Manfaat Penggunaan
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran

e. Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan metode karyawisata secara umum meliputi dua tahap:
1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi:
a) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menetapkan obyek karyawisata
c) Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d) Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan sebagainya
e) Mengadakan hubungan dengan sasaran
f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama karyawisata, misal dengan metode interview, observasi dan sebagainya. Dan menyusun cara laporan karyawisata
g) Pemantapan rencana

2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek wisata:
a) Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa
b) Siswa secara teratur melihat, mengamati, menanyakan, mencatat dan sebagainya tentang obyek wisata
c) Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan Tanya jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata

8. Metode Inkuiri
a. Pengertian
 Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar di mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode inkuiri dengan metode pemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.

b. Alasan rasional penggunaan metode inkuiri
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami dan memahami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya, guru dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran

c. Tujuan
Penggunaan metode inkuiri bertujuan:
1) Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat ( obyektif)
2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)

d. Manfaat
1) Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curriousity)
2) Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif)

e. Langkah-langkah
Seperti telah dikemukakan di muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal inkuiri dilakukan dengan Tanya jawab, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Persiapan:
a) Merumuskan permasalahan sebagai topik
b) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri

2) Pelaksanaan:
Agar kegiatan mencapai tujuan yang ditentukan, maka hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan pokok permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai
b) Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban ataupun bertanya. Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok pembicaraan
c) Guru diharapkan mampu untuk memberikan pertanyaan pancingan, bilamana siswa kurang mampu menganalisa masalah
d) Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa tidak menyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai agama, Pancasila, dan sebagainya
e) Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah yang dihadapi

9. Metode Mengarang (Ekspresi)
a. Pengertian:
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.

b. Alasan pengunaan metode mengarang:
Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya piker dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan

c. Tujuan:
Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1) Sikap kemandirian
2) Daya cipta dan daya pikir siswa

d. Manfaatnya, terutama untuk:
1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa
2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan cara komunikasi secara rasional dan tertulis
3) Mengembangkan daya analisis-rasional
4) Memahami dan memecahkan pokok masalah dan thema secara wajar dan ideal

e. Langkah-langkah pengunaan
1) Persiapan
a) Menetapkan TPK
b) Menetapkan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam mengarang
c) Mengarahkan cara penulisan yang baik

2) Pelaksanaan
Metode mengarang secara garis besarnya melalui tahapan:
a) Menjelaskan kepada siswa tujuan mengarang
b) Menetapkan pokok bahasan (thema)
c) Petunjuk pola kerja dan sistematika karangan
d) Pelaksanaan (siswa bekerja, menulis)
e) Laporan (mengumpulkan naskah karangan, untuk dimiliki guru)

10. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

b. Alasan/Rasional Penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.

c. Tujuan
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2) mendorong perilaku kreatif
3) membiasakan berpikir komprehensif
4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran

d. Manfaat
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)

e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Tahap persiapan
a) pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, misalnya: membuat ikhtisar
karangan, mengumpulkan gambar, menyusun kliping, melakukan observasi, dan lain-lain
b) guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam penugasan kepada
para siswa
c) menetapkan kelompok-kelompok dan waktu (penugasan pelaksanaan)

2) Tahap pelaksanaan
a) siswa secara sendiri-sendiri atau kelompok melaksanakan tugas yang telah ditentukan
b) guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan penugasan berlangsung

3) Tahap penyelesaian
a) siswa secara individual atau kelompok menyerahkan hasil penugasan kepada guru
b) guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan dibahas dalam kelas
c) guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan

11. Metode Simulasi
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata "Simulate" artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya

b. Alasan penggunaan
Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasana alamiah (yang sebenarnya).

c. Tujuan
Metode simulasi digunakan untuk:
1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari
2) memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip
3) latihan memecahkan masalah

d. Manfaat
Metode simulasi dapat untuk:
1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
2) memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok
3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5) melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran orang lain Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan simulasi
2) tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masingmasing
3) simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan dengan baik
4) disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau secara garis besar
5) dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya

e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan metode simulasi:
1) Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan petunjuk simulasi

2) Pelaksanaan
a) menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama siswa
b) guru menguraikan secara garis besar situasi yang akan disimulasikan
c) menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan proses simulasi
d) pemilihan para pelaku atau pemeran
e) memberi kesempatan bertanya
f) pelaksanaan simulasi
g) evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan
h) latihan ulang

12. Metode Permainan
a. Pengertian
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok

b. Alasan/rasional penggunaan
Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa

c. Tujuan
Penggunaan metode permainan bertujuan untuk :
1) mengajarkan perngertian (konsep)
2) menanamkan nilai
3) memecahkan masalah

d. Manfaat
Metode permainan, dapat bermanfaat untuk:
1) membangkitkan minat siswa
2) memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
3) mengembangkan kreativitas siswa
4) menumbuhkan kesadaran siswa

e. Langkah-langkah
1) Persiapan guru:
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan
d) menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan

2) Pelaksanaan
a) guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan
b) siswa dibagi atas beberapa kelompok
c) caranya: misal:
 (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan
(2) siswa melakkan kegiatan permainan
d) siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa pengertian atau konsep tertentu kepada guru

13. Metode Bermain Peran (Role Playing)
a. Pengertian
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (education games) yang dipakai untuk menjelasakan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain dengan memerankan peran orang lain. Bermain peran diperankan tanpa naskah dan bersifat afektif dengan strategi pemecahan masalah. Dengan perkataan lain bermain peran adalah suatu usaha memperjelas suatu masalah atau memecahkannya dengan memerankan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Bermain peran dapat diberdakan atas dua macam yaitu bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti uraian di bawah, dan bermain peran yang kompleks seperti dijelaskan berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan dramatisasi adalah bahwa bermain peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang dramatisasi dimainkan atas dasar naskah yang ada.

b. Alasan penggunaan
Penanaman dan pengembangan spek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung mengalami (memerankan) peran tertentu, dari pada hanya mendengarkan penjelasan ataupun melihat/mengamati saja.

c. Tujuan
Metode bermain peran digunakan dengan tujuan:
1) agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
2) agar memahami sebab akibat suatu kejadian
3) sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
4) sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan kebutuhan siswa
5) pembentukan konsep diri (self concept)
6) menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
7) menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan
8) membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
9) alat hubung untuk membina struktur sosial dan system nilai lingkunganya
10)membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
11)melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya
Metode bermain peran baik untuk mengungkap:
1) pertentangan antar pribadi (interpersonal conflicts):
a) mengungkapkan perasaan orang-orang yang bertentangan
b) menentukan cara-cara pemecahannya
2) hubungan antar kelompok (intergroup relations)
mengungkapkan masalah hubungan antarsuku, bangsa, kepercayaan, dan sebagainya
3) kemelut pribadi (individual dillemas)
a) kemelut ini timbul bila seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda
b) para siswa sulit memecahkan persoalan tersebut karena penilaian mereka masih mengutamakan dirinya sendiri  (egosentris)
4) masalah-masalah lampau atau sekarang yang mengandung problematika. Hal ini meliputi situasi yang kritis, pada waktu yang lampau atau sekarang dimana para pejabat dan pemimpin politik menghadapi berbagai permasalahan dan harus mengambil keputusan

d. Manfaat penggunaan metode bermain peran:
1) membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
2) membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
3) memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
4) memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah

e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a) menentukan permasalahan sebagai topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan langkah-langkah bermain peran
d) menyiapkan ceritera yang akan dimainperankan
e) mengidentifikasikan peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan sebagainya

2) Pelaksanaan
a) pemanasan
b) memilih peserta
c) mengatur tempat main
d) mempersiapkan pengamat
e) memainkannya
f) diskusi dan evaluasi
g) memainkan kembali
h) diskusi dan evaluasi
i) mengemukakan pengalaman dan generalisasi

14. Metode Partisipatorik
a. Pengertian
Metode partisipatorik adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa diikutsertakan dalam kegiatan yang sebenarnya dalam kehidupan masyarakat. Metode ini dianjurkan untuk dipergunakan dalam mengajarkan konsep yang diperkirakan memerlukan keterampilan siswa serta diperhitungkan bahwa konsep tersebut akan banyak kegunaan praktisnya bagi siswa. Salah satu tuntutan metode ini adalah guru harus memiliki relasi yang banyak dalam masyarakat, atau setidak-tidaknya sekolah dapat membantu komunikasi dengan masyarakat tersebut.

b. Alasan penggunaan
1) sekolah mempersiapkan siswa untuk menjadi warganegara yang baik dan berguna serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan statusnya
2) dalam kehidupan masyarakat banyak kegiatan yang memerlukan partisipasi generasi muda
3) siswa sebagai salah satu unsur generasi muda juga merasa perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat mengingat dirinya sebagai calon pengganti generasi tua
4) belajar tidak hanya menekuni buku dan tinggal di kelas. Belajar memerlukan pula kegiatan nyata sebagai sarana latihan maupun percobaan dalam menerapkan ilmu

c. Tujuan
1) untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa sekolah hanya mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang baik dan berguna tidak dilibatkan dalam kegiatan nyata dalam kehidupan masyarakat
2) untuk merangsang dan mengembangkan aspek intelektual, etika dan moral siswa

d. Manfaat
1) partisipasi langsung akan menjadi pelajaran yang sangat berharga dan akan mampu menjadi guru yang baik serta dapat menjadi bahan renungan atau umpan balik untuk penelaahan lebih lanjut
2) membiasakan diri hidup dalam kondisi tertentu agar dapat menyesuaikan diri secara wajar

e. Langkah-langkah penggunaan
1) persiapan:
a) guru menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyusun petunjuk pelaksanaan metode partisipatorik
2) pelaksanaan:
No.
KBM
Pelaksanaan
1
Penetapan tujuan pembelajaran khusus
(TPK)
Oleh guru berdasarkan kurikulum
2
Pengajaran konsep
Guru memberikan pelajaran
3
Penentuan pilihan topik/masalah untuk
proyek partisipasi
Oleh guru atau siswa, baik bersama-sama
maupun kelompok sesuai minatnya
4
Pembuatan skenario (merupakan
naskah tulisan yang memuat antara lain
topik pilihan, tujuan proyek, lokasi,
pembagian kerja, waktu, dan biaya).
Pilihan Partisipatorik
Oleh guru atau siswa dengan bantuan guru
5
Diskusi kelas
Oleh siswa, membahas rancangan proyek
seitap kelompok yang diarahkan
6
Latihan dan persiapan proyek
partisipatorik
Setiap pimpinan kelompok dan para anggota
melatih peranannya masing-masing serta
melakukan persiapan seperlunya
7
Kegiatan pelaksanaan proyek
partisipatorik
Siswa melakukan kegiatan; guru membina,
membantu dan mendorong
8
Membuat laporan kerja
Siswa dan kelompok membuat laporan
secara tertulis. Guru membantu membuat
kerangka umum
9
Diskusi kelas
Kelompok melaporkan pengalamannya dan
siswa lain memanfaatkan dan
mendiskusikannya. Guru membantu
seperlunya
10
Penyimpulan proyek
Guru membuat kesimpulan, siswapun diberi
kesempatan memberikan kesimpulan

15. Teknik Pembinaan Nilai (Value Clarification Technique)
a. Pengertian
Teknik pembinaan nilai (VCT) merupakan salah satu cara penyajian materi pelajaran untuk membina siswa agar mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengambil keputusan nilai mana yang akan dipilihnya secara nalar dan penuh keyakinan. Terdapat banyak teknik yang dapat digunakan dalam metode VCT diantaranya adalah sebagai berikut:
1) percontohan (example of the examploratory)
2) analisis nilai
a) model repotasi/liputan
b) model analisis akurat
c) model analisis ceritera tidak selesai
3) VCT daftar
a) daftar baik buruk (DBB)
b) daftar tingkat urutan (DTU)
c) daftar skala sikap (DSS)
d) daftar gejala kontinum (DGK)
e) perisai kepribadian (PK)
f) daftar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita
4) VCT klarifikasi nilai dengan kartu keyakinan (evidence card)
5) VCT melalui teknik wawancara
6) Teknik yurisprudensi
7) Teknik inkuiri nilai dengan pertanyaan acak (value inquiry random questioning technique = VIRQT)

b. Alasan penggunaan
Nilai (value) merupakan salah satu wujud dari ranah afektif (afektive domain) yang berada pada diri seseorang. Nilai itu sendiri merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai seperti nilai keagamaan, sosial budaya, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain berpadu jalin menjalin dan saling meradiasi (mempengaruhi secara kuat) sebagai satu kesatuan yang utuh yang dinamakan sistem nilai (value system). Sistem nilai itu sangat kuar mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang, karena merupakan pegangan emosional seseorang. Wujud lain dari ranah afektif diantaranya adalah sikap (attitude), penghayatan, cita rasa, emosi, kemauan, dan keyakinan (belief) yang merupakan tingkat tertinggi yang paling mantap. Untuk menggunakan ranah afektif, siswa tidak cukup hanya mengajarkan pengetahuan tentang segala aspek dari ranah tersebut, melainkan harus dilakukan pembinaan yang sungguh-sungguh pada pembinaan siswa agar mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengambil keputusan dalam menentukan nilai mana yang akan dipilihnya amat relevan untuk maksud tersebut.

c. Tujuan
Tujuan digunakannya metode VCT adalah sebagai berikut:
1) membantu siswa dapat mengambil nilai menjadi nilai yang diyakini
2) jika nilai tersebut sudah ada akan semakin disadari dan diyakini. Sedangkan jika nilai tersebut baru, diharapkan akan menjadi disadari sebagai nilai yang luhur

d. Manfaat
Adapun manfaat VCT adalah siswa dapat menentukan pilihan nilai dengan keyakinan yang kukuh

e. Langkah-langkah penggunaan
Langkah-langkah penggunaan metode VCT sebenarnya tergantung pada teknik yang diambilnya. Akan tetapi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:

No.
Tahapan
pelaksanaan
1
Penentuan stimulus
Stimulus harus bersifat dilematis dan
memuat konflik nilai/moral
2
Menyajikan stimulus
Dapat melalui kegiatan
a) mengidentifikasikan masalah (konflik
nilai/moral)
b) mengidenitifkasikan fakta yang dimuat
dalam stimulus
c) menentukan kesamaan pengertian
d) menentukan masalah utama yang akan
dipecahkan
3
Menentukan pilihan/posisi
Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi
melalui:
a) pilihan/posisi perorangan
b) pilihan/posisi kelompok
c) mengklarifikasi pilihan/posisi tersebut
4
Menguji alasan
Dilakukan dengan cara:
a) meminta argumen siswa/kelompok/kelas
b) pemantauan argumen melalui:
1) mempertentangkan argumen demi
argumen
2) penerapan kejadian secara analogis
3) mengkaji akibat-akibat penerapan
Tersebut
(4) mengkaji kemungkinan dari kegiatan
5
Penyimpulan dan pengarahan
Dapat melalui:
a) kesimpulan siswa/kelompok/kelas
b) keseimpulan dan pengarahan sesuai
dengan target materi pelajaran (konsep,
nilai, moral dan norma)
6
Tindak lanjut
Dapat berupa:
a) kegiatan perbaikan/remedial/pengayaan
b) kegiatan ekstra/latihan/penerapan uji
coba


Label:


-------------